Monday, November 21

keempat


dalam keramaian,
dalam ruang yang penuh dengan orang,
mataku hanya terhenti di satu tempat,
di tepat dua mata kamu.

dalam suasana hingar-bingar,
dalam lebatnya hujan di luar,
telingaku hanya mendengar pada satu lagu,
disaat engkau berbicara.

dalam setiap langkah,
dalam setiap ujar,
dalam setiap senda,
akan selalu ada namamu.

mungkin rasa ini tidak pernah hilang
mungkin ia tidak pernah terluput dari hati
mungkin juga aku yang buta selama hampir sedekad ini

lalu aku harus bagaimana?
apa aku biar saja egoku menakluki jiwa?
seandainya aku bisa...

mana mungkin aku menyakitimu,
mana mungkin aku mampu mengujarkan rasa ini,
mungkin selayaknya biar Sang Pemilik Hati sahaja yang tahu
dengan bersaksikan si bulan yang setia di langit.

keempat

dalam keramaian, dalam ruang yang penuh dengan orang, mataku hanya terhenti di satu tempat, di tepat dua mata kamu. dalam suasana hingar-bin...